I. PENDAHULUAN
A.
Tujuan Percobaan
1.
Mengetahui cara
pembuatan tawas
2.
Dapat memanfaatkan
limbah percobaan pembuatan gas hydrogen.
B.
Waktu dan Tempat Percobaan
Hari/tanggal : Kamis/26 September 2013
Pukul : 08.00 s/d selesai
Tempat :Laboratorium
Kimia Anorganik, Pusat Laboratorium Terpadu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Latar Belakang
1.Pemanfaatan limbah pembuatan gas
hydrogen yang cukup banyak.
2.Kebutuhan
penggunaan tawas semakin meningkat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Aluminium
sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum, atau aluminium salt adalah produk
buatan berbentuk bubuk, butiran, atau
bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3.
xH2O. Kekeruhan dalam air dapat
dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada
umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O]
atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC)
dan poli elektrolit organik dapat digunakan
sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan
pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat
dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts
&Santika, 1984).
Tawas kalium aluminium sulfat
dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat
(kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi 1)
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O(l)
à 2KAlO2 (aq) + 3H2
(g) ---------- (1)
Kadang–kadang ditulis dalam bentuk
ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan reaksinya 2)
2Al (s) + 2OH– (aq) + 6H2O
(l) à 2
Al(OH)4- (g) + 3H2 (g) ---- (2)
Larutan aluminat dinetralkan dengan
asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida
[Al(OH)3], yang dengan penambahan asam sulfat enadapan putih semakin
banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+,
Al3+, dan SO42-, yang jika didiamkan akan
terbentuk krital seperti kaca dari tawas kalium aluminium sulfat atau sering
disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut.
2KAlO2(aq) + 2 H2O(l)+
H2SO4(aq) à K2SO4(aq)
+ 2Al(OH)3(s) ........... (3)
H2SO4(aq) + K2SO4
(aq) + 2 Al(OH)3 (s) à 2
KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O ............(4)
24 H2O (l) + 2 KAl(SO4)2
à 2 KAl(SO4)2.12
H2O (s) ..................(5)
Reaksi keseluruhan
2Al(s) + 2KOH(aq) + 10H2O(l)
+ 4H2SO4(aq) à
2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g).
................... (6)
Larutan di persamaan (2) dipanaskan
pada suhu 60-800C untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak
boleh lebih dari 800C karena tawas akan larut dalam air mendidih.
Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk kristal
dari KAl(SO4)2.12H2O.
Senyawa aluminium khususnya senyawa
sulfat banyak digunakan pada industri kertas Selain itu, tawas digunakan
sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri
tekstil. Namun tawas natrium yang kita buat kali ini juga dapat digunakan
sebagai bahan pengembang roti. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk
mengentalkan lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku.
Beberapa contoh tawas, cara
membuat dan kegunaannya:
1. Natrium aluminium sulfat
dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2.12H2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.
2. Kalium aluminium sulfat
dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O
digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas
kalium dibuat dari logam aluminium dankalium hidroksida. Logam aluminium
bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium
aluminat.
3. Amonium aluminium
sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula NH4Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.
4. Kalium kromium (III) sulfat
dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan
pembuatkain tahan api
5. Amonium besi (III) sulfat
dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula NH4Fe(SO4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini dibuat dengan mengoksidasi ion besi (II)
menjadi ion besi (III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat.
Untuk
setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan
larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk
mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus
dilakukan secara pelan-pelan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat
dan Bahan
1.Alat
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Cawan Petri
- Gelas beaker
- Corong
- Kertas saring
- Gunting
- Pipet
2.Bahan
- Alumunium foil
- KOH
- Accu
- Etanol
- Es batu
B. Cara
Kerja
1.
Limbah dari pembuatan gas Hidrogen disaring
lalu didinginkan kemudian ditambahkan dengan hati-hati 30 mL H2SO4 6 M (air
aki) sambil diaduk.
2. Setelah itu dilakukan penyaringan. Larutan didinginkan di dalam es.
3. Kristal tawas yang terbentuk dipisahkan dengan corong Buchner dan dicuci dengan 20 mL etanol 95 %.
4. Endapan dikeringkan, setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.
2. Setelah itu dilakukan penyaringan. Larutan didinginkan di dalam es.
3. Kristal tawas yang terbentuk dipisahkan dengan corong Buchner dan dicuci dengan 20 mL etanol 95 %.
4. Endapan dikeringkan, setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.